Jakarta (Pinmas)—Pemerintah melalui
Kementerian Agama menetapkan awal puasa Ramadhan 1433 Hijriyah jatuh
pada hari Sabtu, 21 Juli 2012. Keputusan tersebut merupakan hasil sidang
itsbat yang berlangsung di auditorium Kementerian Agama Jalan MH
Thamrin No.6, Jakarta, Kamis (19/7) petang. Surat Keputusannya download disini.
Sidang penetapan awal Ramadhan yang dipimpin Menteri Agama
Suryadharma Ali dihadiri Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, Ketua
Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin, Dirjen Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Wahyu Widiana, Wakil Ketua Komisi VIII DPR-RI
Jazuli Juwaini, Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Dirjen Bimas Islam Abdul
Jamil, pimpinan ormas-ormas Islam, duta besar negara sahabat, dan
anggota Badan Hisab dan Rukyat Kemenag.Gedung MTs Ma'arif Sikampuh Kroya
Gedung Kampus Hijau di lihat dari atas
Upacara Kemerdekaan RI
Tim Paskibra Kampus Hijau mendapat kepercayaan dari warga desa Sikampuh
Pemilihan Ketua OSIS
Pemilihan Ketua OSIS periode 2015 / 2016
Apresiasi Member Avecena Library
Member Avecena Library menerima penghargaan
Gedung Serbaguna Gibraltar
Gedung serbaguna Gibraltar kebanggaan Kampus Hijau
Pondok Pesantren Pertama Penerima ISO
Rabu, Juli 18, 2012
No comments
Majenang(Pinmas)—Pondok Pesantren (Ponpes) Pembangunan “Miftahul Huda”, Kampung Cigaru I, Majenang, Kabupaten Cilacap. Jawa Tengah, Senin, mendapat sertifikat ISO 900:2008. Ini merupakan Ponpes Syalafiyah pertama di Indonesia yang mendapat pengakuan Internasional.
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Prof Dr H Nur Syam, M.Si mengakui Ponpes Miftahul Huda merupakan ponpes pertama di Indonesia bahkan dunia yang menerima penghargaan ISO.
“Alhamdulillah dengan kerjakeras ada ponpes yang mendapat penghargaan Internasional dengan standar ISO,” kata Nur Syam dalam pidatonya pada acara pemberian ISO di Ponpes Pembangunan “Miftahul Huda”.
Guru di Indonesia Mewah
Rabu, Juli 04, 2012
No comments
Add caption |
Rasio antara siswa dan guru di Indonesia termasuk “mewah” dibandingkan dengan kondisi serupa di sejumlah negara seperti Singapura, Malaysia dan Korea. Di Indonesia satu guru melayani hanya 18-20 siswa sedangkan di tiga negara tetangga tersebut satu guru melayani 22-24 siswa.
Demikian dikatakan Prof Dr Samsudi MPd Direktur Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Semarang (Unnes) di sela-sela pelaksanaan tes S2 Kepengawasan bekerjasama dengan Direktorat pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah (P2TK Dikmen), Selasa (3/7) di Quest Hotel Jalan Plampitan Semarang.
Langganan:
Postingan (Atom)